ABBA = Ayo Bersama Baca Alkitab

Desiring the Truth! Loving the Truth! Living for the Truth!
Soli Deo Gloria

Rabu, 21 Desember 2011

ABBA 28

1.       Apa arti Mat. 12:43-45 dan juga 13:52?
Jawab:
Perikop Matius 12:43-45 ini terkait dengan perikop tentang pengusiran setan oleh Yesus. Bagian ini menekankan bahayanya kekosongan atau netralitas terhadap Yesus setelah dilepaskan oleh Tuhan dari ikatan iblis. Ketika seseorang telah dilepaskan dari ikatan iblis, maka orang tersebut tidak bisa bersikap netral terhadap Yesus. Orang tersebut harus mengisi hidupnya dengan Yesus. menjadikan Yesus sebagai “penghuni utama” kehidupannya. Bersikap netral terhadap Yesus hanya menyebabkan hidupnya terlihat rapi namun sebenarnya kosong (ay. 44). Akibatnya, orang tersebut membuka ruang untuk kembalinya iblis tersebut, yang bahkan akan datang kembali bersama teman-temannya, dan membuat hidup orang tersebut jadi lebih buruk (ay. 45). Jadi, ketika seseorang telah dilepaskan dari ikatan iblis, orang tersebut harus sungguh-sungguh mengundang Yesus tinggal dan merajai hidupnya, sebab bila tidak ia hanya akan mengundang iblis kembali dan membuat hidupnya jadi lebih buruk dari yang semua.
Sedangkan penafsiran terhadap Matius 13:52 sangatlah banyak. Dalam ayat ini, sebenarnya LAI kurang tepat menerjemahkan grammateus sebagai “ahli Taurat.” Memang dalam kasus normal, kata tersebut biasa diterjemahkan demikian. Akan tetapi dalam konteks ini, terjemahan demikian nampaknya tidak tepat, sebab kata ini terkait dengan kata “dari Kerajaan Sorga.” Lagi-lagi dalam hal ini, LAI kurang tepat menerjemahkan bahasa Yunaninya menjadi “dari hal Kerajaan Sorga.” Sehingga yang sebenarnya dimaksud Tuhan Yesus di sini ialah “pengajar hukum yang terdidik (oleh) Kerajaan Sorga.” Melihat konteksnya, nampaknya ungkapan tersebut merujuk pada murid-murid Tuhan Yesus. Murid-murid Tuhan Yesus, yang telah menjadi murid Kerajaan Allah, dikatakan seperti tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya. Tetap apa maksudnya ungkapan ini?
Dari perbandingan dengan 12:35, kata “perbendaharaan” di sini terkait dengan hati seseorang. Sedangkan “yang baru dan yang lama” merujuk pada pewahyuan Tuhan yang lama, yang digenapi (bukan ditambahi) oleh yang baru (bnd. 5:17-20). Bila diringkas, maka, kurang lebih inti ayat ini demikian: murid-murid telah menjadi murid Kerajaan Sorga, karena itu mereka harus mengeluarkan apa yang telah mereka dapatkan, bukan hanya wahyu yang lama seperti halnya orang-orang Farisi dan ahli Taurat, tetapi juga wahyu yang baru, yang menggenapi wahyu yang lama, yang membuat mereka melihat wahyu lama dengan lebih utuh dan benar.

2.       Mat. 16:28: di antara yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum meihat Anak Manusia datang sebagai Raja (kedatangan Yesus kedua kalinya). Bukankah hal itu tidak mungkin terjadi?
Jawab:
Seorang sarjana Perjanjian Baru yang terkenal, D.A. Carson, mengatakan bahwa dari konteksnya, lebih tepat memahami ungkapan “Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya” bukan sebagai rujukan kepada kebangkitan-Nya, peristiwa Pentakosta atau sejenisnya, tetapi pada perwujudan pemerintahan rajani Kristus yang diperlihatkan setelah kebangkitan-Nya dalam banyak cara, paling tidak di antaranya tentang multiplikasi jumlah murid yang luar biasa dan misi kepada orang-orang kafir. Ini sesuai dengan fleksibilitas konsep “kerajaan” dalam Injil Sinoptik dan konteks masa kini. Berdasarkan konteks, ayat ini tidak merujuk pada hal yang sama seperti 10:23. Jadi, tidak ada masalah dengan ayat ini sebab ayat ini tidak sedang merujuk pada kedatangan Tuhan yang kedua.

3.       Apakah arti: pembinasa keji  berdiri di tempat yang tidak sepatutnya (Mrk. 13:14)?
Jawab:
Nas ini paralel dengan Mat. 24:15, dan nampaknya merujuk pada hal yang sama. Matius memperjelas maksud “tempat yang tidak sepatutnya” dalam Markus sebagai “tempat kudus.” Bila memang demikian, maka jelas yang dimaksud ialah Bait Allah. Lalu apakah maksud keseluruhan pernyataan tersebut? Yesus sedang mengutip pada apa yang dikatakan Nabi Daniel dalam 9:27, 11:31 dan 12:11. Nas Daniel tersebut merujuk pada penajisan Bait Suci yang nantinya dilakukan oleh Antiokhus Epiphanes IV.  Dia seorang kafir dan dia berdiri di tempat yang tidak sepatutnya untuk dia, yakni Bait Suci. Dia mendirikan mezbah persembahan untuk dewa Zeus di atas mezbah korban bakaran dan mempersembahkan babi di atasnya. Padahal babi merupakan binatang yang haram bagi orang Yahudi. Mereka hanya memperbolehkan persembahan lembu, sapi, domba, kambing, burung dan tepung. Sehingga dengan mempersembahkan babi dan mendirikan mezbah lain di atas mezbah korban bakaran, ia sedang menghina dan menajiskan Bait Allah.
Bila memang Yesus meminjam ungkapan tersebut dari Daniel, maka Yesus tentu juga sedang berpikir soal penajisan dan penghancuran Bait Allah yang akan terjadi kemudian. Sehingga, kemungkinan Yesus merujuk pada peristiwa penghancuran Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 70 M. Dalam peristiwa tersebut terjadi bahwa pembinasa keji (orang-orang Romawi yang dipimpin oleh Jenderal Titus Vespasianus) berdiri di tempat yang tidak sepatutnya (Bait Allah). Mereka mengancurkan seluruh bangunan Bait Allah hingga keadaannya sama seperti yang dikatakan Yesus, “tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan” (Mat. 24:2).

4.       Perempuan yang mengurapi Yesus dalam Luk. 7:36-38, apakah sama dengan perempuan berdosa dalam Yoh. 8:1-11? Dan apakah namanya Maria Magdalena, yang bersama-sama dengan Yesus waktu disalib dan sampai dikuburkan, bersama dengan Maria, ibu Yesus?
Jawab:
Kita tidak tahu pasti apakah kedua perempuan dalam kisah Lukas dan Yohanes tersebut sama, sebab Kitab Suci tidak memberikan indikasi apa-apa. Ini menjadi makin sulit sebab Yoh. 8:1-11 merupakan bagian yang ditambahkan kemudian, bukan bagian asli Injil Yohanes. Apakah perempuan ini merupakan Maria Magdalena? Kita juga tidak tahu jelas sebab tidak ada data yang jelas dari Kitab Suci.

5.       Luk. 14:28-32? Bagaimana keterkaitan ayat-ayat ini dengan Luk. 14:27 dan 33 (hal mengikut Yesus)?
Jawab:
Ayat 28-32 ini menceritakan tentang dua ilustrasi yang maknanya hampir mirip. Dalam ilustrasi pertama, Tuhan mengisahkan tentang perencanaan seorang yang yang membangun rumah, sedang dalam iustrasi kedua berbicara soal seorang raja yang berperang dengan raja lain. Kedua ilustrasi ini sama-sama berbicara soal pertimbangan yang matang dalam mengikut Yesus. Bedanya, dalam ilustrasi pertama pilihan bersifat lebih bebas, seseorang bisa memutuskan memulai membangun rumah atau tidak. Sedangkan dalam ilustrasi kedua, tidak ada pilihan.
Kedua ilustrasi ini memperjelas soal bagaimana kita mengikut Yesus. Ilustrasi pertama mengingatkan bahwa pilihan mengikut Yesus merupakan sebuah pilihan bebas. Sama seperti seseorang bebas mulai membangun rumah atau tidak, demikianpun seseorang bisa memutuskan untuk mengikut Yesus atau tidak. Akan tetapi, ketika seseorang memutuskan mengikut Dia, maka keputusan itu harus didasarkan pada pertimbangan yang matang. Mengikut Yesus bukan hal yang sepele, mengikut Yesus adalah sesuatu yang mahal, karena itu kita juga harus membayar mahal untuk itu.
Ilustrasi kedua menunjukkan bahwa ketika kita memilih mengikut Tuhan, maka ada tuntutan-tuntutan lain yang harus dibayar. Sama seperti seorang raja yang diserang tidak bisa bersikap netral dan harus mengambil keputusan, demikianpun orang-orang yang mengikut Yesus tidak bisa bersikap netral terhadap tuntutan-tuntutan Yesus. Mereka harus memenuhi tuntutan tersebut! Jadi, melalui dua ilustrasi ini, ketika seseorang ingin mengikut Yesus, Tuhan memerintahkan supaya orang tersebut memikirkan masak-masak baik keputusan itu sendiri maupun tantangan yang akan dihadapi sebagai pengikut Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar